Tanaman yang Dapat Dijadikan Sebagai Indikator Terjadinya Pencemaran Air

Pencemaran air adalah hal yang sangat sulit untuk dihindari, terutama karena manusia menggunakan bahan-bahan yang dapat menyebabkan pencemaran setiap harinya. Baik dalam aktivitas harian seperti mandi dan mencuci, maupun dalam aktivitas industri.

Akibatnya, lingkungan perairan yang tercemar pun akan berkurang kualitas airnya sehingga berimbas pada kehidupan makhluk air yang tinggal di dalamnya.

Hewan atau tumbuhan yang rentan terhadap pencemaran dapat berkurang jumlahnya, sementara hewan dan tumbuhan yang tahan dapat mengalami kelainan karena zat pencemar yang terakumulasi di dalam tubuhnya terlalu banyak.

Untuk mencegah terjadinya hal-hal tersebut, perairan yang tercemar harus segera ditangani. Namun, bagaimana caranya mengetahui suatu perairan tercemar atau tidak? Jawabannya adalah dengan mengambil sampel air dan mengujinya di laboratorium.

Namun, cara ini membutuhkan lebih banyak waktu dan usaha. Oleh karena itulah Anda dapat menggunakan cara lain, yaitu dengan mengamati tumbuhan yang menjadi indikator pencemaran air seperti eceng gondok.

Tanaman yang dapat dijadikan sebagai indikator terjadinya pencemaran air adalah Eichornia crassipes. Tanaman air yang lebih dikenal dengan nama eceng gondok ini berwarna hijau pada daun dan batangnya, sementara bunganya berwarna ungu muda.

Di balik tampilannya yang indah, eceng gondok memiliki peranan yang sangat penting sebagai fitoremediator, yaitu tanaman yang berperan dalam mengurangi pencemaran. Ini karena eceng gondok memiliki sifat-sifat yang baik sebagai agen fitoremediasi.

Sifat Utama dari Tumbuhan Eceng Gondok

Eceng gondok merupakan tanaman yang berasal dari Sungai Amazon, Brazil. Tanaman air berdaun lebar dengan batang berongga ini dibawa ke Indonesia pada 1894. Tujuannya adalah untuk menambah koleksi Kebun Raya Bogor. Namun, pertumbuhannya yang sangat cepat hingga menutupi seluruh permukaan kolam.

Akhirnya, eceng gondok pun dibuang melalui sungai. Itulah awal mula eceng gondok menjadi gulma air utama di perairan Indonesia.

  1. Tumbuhan Invasif

Eceng gondok dapat tumbuh dan berkembang dengan sangat cepat. Oleh karena itulah tanaman air yang satu ini dikategorikan ke dalam jenis tumbuhan invasif, yaitu tumbuhan yang sangat toleran terhadap keadaan lingkungan sekitarnya.

Dengan kata lain, eceng gondok dapat hidup seperti apa pun kondisi lingkungannya, sekalipun pada perairan yang tercemar.

  1. Mampu Menyerap Logam Berat

Salah satu kelebihan dari eceng gondok adalah tanaman air yang satu ini merupakan fitoremediator yang andal. Pasalnya, eceng gondok memiliki kemampuan untuk menyerap logam kemudian mengumpulkan atau mengakumulasinya di dalam jaringan tubuhnya.

Karena kemampuannya inilah eceng gondok dapat mengurangi kandungan logam berat pada perairan yang tercemar. Meski begitu, di balik kemampuannya yang membawa manfaat tersebut, eceng gondok juga dapat memberikan banyak kerugian.

  1. Merusak Habitat Perikanan

Tanaman yang dapat dijadikan sebagai indikator terjadinya pencemaran air adalah eceng gondok. Namun, sifatnya yang sangat mudah berkembang dan menutupi permukaan perairan dapat merusak habitat perikanan.

Pasalnya, eceng gondok membuat sinar matahari tidak bisa masuk ke dalam air, mengurangi kadar oksigen di dalam air, serta dapat menyebabkan terjadinya pendangkalan perairan ketika tanaman tersebut mati dan membusuk di dalam perairan.

Eceng gondok bukan satu-satunya cara mengatasi air tercemar. Pasalnya, air yang tercemar juga dapat ditingkatkan kualitasnya menggunakan Saringan air atau filter. Filter air dapat meningkatkan kualitas air karena dapat membersihkan air dari berbagai kotoran.

Tak hanya itu, Saringan air juga dapat menyingkirkan zat pencemar dari dalam air, termasuk kandungan logam.